Inspired by: Kompas, edisi 4 dan 6 Januari 2009
Pahitnya sejarah harus diteguk, saat situs PIM (Pusat Informasi Majapahit), saat ini mengalami proyek pembangunan, pemugaran, digali secara resmi, tiang besi telah dipancangkan-meniadakan yang ada. Itu sama artinya dengan merusak dan menghilangkan bukti kebesaran Majapahit. Jika sebelumnya emas buddho* banyak dicari dan digali secara liar di situs-situs Trowulan, maka sama pahitnya dengan keadaannya sekarang.
Suvarnadvipa (pulau emas) yang jaya di masa lampau dan memberi kemakmuran bagi rakyat- tonggak sejarah dengan Amukti Palapa sebagai pemersatu…
Seperti kutipan sajak seorang penyair kebangaanku, Sutardji Calzoum Bachri:
“yang tertusuk padamu, berdarah kepadaku”
Lantas, apa yang kau pikir dan dapat kau perbuat?
emas buddho*: potongan emas dari barang-barang peninggalan bersejarah
(potongan keramik kuno, arca, perhiasan masa lampau dsb)
Pahitnya sejarah harus diteguk, saat situs PIM (Pusat Informasi Majapahit), saat ini mengalami proyek pembangunan, pemugaran, digali secara resmi, tiang besi telah dipancangkan-meniadakan yang ada. Itu sama artinya dengan merusak dan menghilangkan bukti kebesaran Majapahit. Jika sebelumnya emas buddho* banyak dicari dan digali secara liar di situs-situs Trowulan, maka sama pahitnya dengan keadaannya sekarang.
Suvarnadvipa (pulau emas) yang jaya di masa lampau dan memberi kemakmuran bagi rakyat- tonggak sejarah dengan Amukti Palapa sebagai pemersatu…
Seperti kutipan sajak seorang penyair kebangaanku, Sutardji Calzoum Bachri:
“yang tertusuk padamu, berdarah kepadaku”
Lantas, apa yang kau pikir dan dapat kau perbuat?
emas buddho*: potongan emas dari barang-barang peninggalan bersejarah
(potongan keramik kuno, arca, perhiasan masa lampau dsb)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar